Obat Anti Peradangan Apa yang Tersedia?

Obat anti-inflamasi adalah obat yang digunakan untuk meredakan peradangan baik dari rheumatoid atau osteoartritis tanpa memerlukan kortikosteroid. Ada dua jenis obat antiinflamasi: obat anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) dan kortikosteroid. NSAID bekerja dengan menghambat enzim dalam tubuh yang menghasilkan zat yang menyebabkan peradangan, sementara kortikosteroid mengurangi produksi ini secara langsung. Cortidex adalah kortikosteroid yang digunakan untuk mengobati peradangan dan radang sendi. Ini memblokir produksi zat dalam tubuh yang menyebabkan reaksi inflamasi. Dexamethasone adalah kortikosteroid lain yang berfungsi dengan cara yang sama seperti Cortidex tetapi dengan efek samping yang lebih sedikit daripada Cortidex yang dapat efektif bila dikonsumsi dalam jumlah yang lebih kecil. Cortidex dapat digunakan secara oral melalui mulut, disuntikkan ke dalam ruang sendi atau diberikan sebagai suntikan langsung ke dalam tubuh. Meskipun resep Cortidex biasanya ditulis untuk pengobatan 7 sampai 10 hari untuk masalah akut dan periode pengobatan 2 sampai 4 minggu pada mereka dengan kondisi kronis, kortikosteroid tersedia di pasaran sebagai cortidex.

Apa itu Cortidex?

Cortidex adalah kortikosteroid yang mengandung bahan aktif deksametason, yang memiliki sifat anti-inflamasi dan penghilang rasa sakit. Ia bekerja pada pembengkakan, lapisan hidung dan tenggorokan, sistem kekebalan tubuh dan produksi kortison. Pada gangguan rematik cortidex dapat digunakan untuk mengobati nyeri, pembengkakan dan kekakuan sendi. Direkomendasikan oleh dokter untuk orang yang menderita eksim, gangguan rematik, asma dan reaksi alergi. Dalam cortidex kortikosteroid digunakan sebagai pengobatan kortison anti-inflamasi yang diresepkan dalam bentuk cortidex.

Harga Cortidex

Cortidex dijual dalam tablet cortidex yang tersedia sebagai cortidex 3 mg dan cortidex 6 mg. Biaya rata-rata Cortidex untuk masa pengobatan 7 hari adalah cukup murah. Harga Cortidex dapat berkisar dari 3000 sampai 7000 rupiah per strip. Untuk cortidex injeksi 40 mg cortidex biaya berkisar dari 200 ribu sampai satu juta rupiah untuk 10 hari pengobatan.

Apa efek samping dari Cortidex ?

Cortidex memiliki efek samping. Tablet Cortidex dapat menyebabkan efek samping seperti asma, sakit kepala migrain, peningkatan tekanan darah dan dosis kortikosteroid yang tinggi dapat berbahaya bagi hati. Cortidex tablet tidak boleh digunakan pada pasien dengan penyakit hati, asma dan cepat Lelah (miastenia gravis).

Masalah Kesehatan yang Tidak Diobati dengan Cortidex

Cortidex tidak dapat digunakan untuk mengobati semua kondisi yang berhubungan dengan peradangan. Banyak masalah kesehatan seperti nyeri punggung bawah, meningitis, osteoporosis dan pneumonia mungkin tidak dapat diobati dengan Cortidex karena efek samping yang dapat ditimbulkannya. Nyeri punggung bawah yang berhubungan dengan penggunaan Cortidex dapat terjadi karena kemampuan obat untuk mengencerkan darah. Ketika darah menjadi terlalu tipis, darah tidak dapat bergerak secara efektif melalui kapiler dan vena kecil di bagian tubuh yang dekat dengan persendian. Hasilnya adalah area seperti paru-paru dan ginjal tidak mendapatkan cukup darah beroksigen dan mulai gagal. Meskipun Cortidex digunakan untuk mengobati meningitis, kortikosteroid dapat berbahaya selama fase akut infeksi ini. Cortidex dapat menekan corticotropin-releasing hormone (CRH) yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan kadar ACTH. Selama infeksi meningitis bakteri, CRH ditekan untuk memperlambat sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi yang mungkin dihadapinya. Ketika Cortidex menekan CRH, kadar ACTH meningkat yang mengarah pada peningkatan respons sistem kekebalan tubuh. Hasilnya adalah kortikosteroid secara signifikan meningkatkan risiko komplikasi atau kematian selama fase kritis ini dalam merawat pasien meningitis bakteri.